Welcome and Enjoy it!!

January 13, 2013

Aku, Kamu dan Dia

Kau, wahai pujangga muda yang murung.
Berduka atas luka yang digores sendiri.
Sebab kah ia yang kau cinta hilang?
Sudah cukup raksasa kah cintamu itu untuk menahannya?
Matamu kelabu. Melihat pun semu
Kau tergesa-gesa mencari yang terbaik.
Sehingga lupa memperbaiki diri.
Aku lihat hujan itu.
Tiap tetesnya mengandung air mata mu.
Aku sesap kopi ini.
Tiap pahitnya adalah sakitmu.
Kaku. Tanpa laku.
Aku berdiam disini mengamati.
Melihatmu berjalan diatas nama hari.
Sedih. Tapi urung aku ikut dalam plot kisahmu.
Alur ini sudah berbeda untukku.
Kau ke kanan aku ke kiri.
Saling mencari dengan tak pasti.
Coba buka genggamanmu itu.
Kuyakin secuil hatiku tertinggal di sela jemarimu.
Jangan dibersihkan. Biarkan lekat.
Agar kau ingat, ada aku yang dulu tertulis diujung halaman bukumu.

Ini saya.
Meski jarang buatmu tertawa.
Setidaknya saya tidak selalu buatmu sedih.
Tapi kalau akhirnya rumor saya tidak membuatmu tertawa lagi.
Semoga sedih saya bisa membuat kamu tertawa ya....
"Dalam hitungan hari, kamu akan jatuh cinta (lagi). Aku bertaruh. Atas nama bintang yang mengedip di altar hitam. Kuselip sesekali namamu dalam doa. Agar kamu bahagia. Amin."

"Bahkan bintang pun membutuhkan gelap untuk bersinar."

"Beruntung aku dan kamu memiliki jarak. Setidaknya, mata yang berair ini tidak harus menangkap senyum yang terkembang karena hati yang lain."

"Mungkin bukan kesempatan, bukan lagi harapan. Namun pastikan ada yang membantumu berdiri saat kau jatuh.. Dam aku, ingin melakukannya."

"Jika kamu sudi menoleh, sedikit saja. Akan kamu lihat aku berdiri disana, dengan senyum berlapis debu dari waktu."

"Sebenarnya dua hati tidak selalu jatuh bersamaan."

"Cinta adalah ketika kau selalu mengucap padanya 'hati-hati' padahal kau sadar hatimu pun dibawa pergi."

"Aku punya langit cinta yang siap menghujanimu, tetapi kau malah merasa di atas awan. Sayang, sambil kau acuh dan mengabaikan hadirnya aku disini, maukah sebentar saja kau menoleh ke arahku untuk melihat betapa aku bodoh sekali?"

"Ada rasa sedih saat melihatmu bahagia. Bukan karena aku tidak ingin melihatmu bahagia, melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu. Itu menyakitkan, seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar. Mungkin ini waktu untuk terpuruk, supaya aku dapat melihat Tuhan. Memakai kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan, sehingga doa dapat melahirkan semangat dan buatku bangkit. Pada akhirnya, semoga tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya didalam pejamku sebelum pulas. Amin."

"Tapi entah kapan kau butuh aku, lalu kapan kau cari aku, dan sampai kapan kau begitu? Aku hanyalah sebutir pasir dipinggir pantai dan telapak kakimu sajalah yang aku rindukan. Aku menyapa, sesekali aku melucu. Kau tau? Aku telah banyak mencari cara agar setidaknya bisa melintas dikepalamu."

"Bukan salah ku kalau kau pergi, kau hanya berhak memilih hilang. Ingat saja dalam langkahmu, aku tidak sejauh bintang."

"Omong-omong, maukah kau mengajariku untuk tidak memperdulikanmu?"

"Aku hendak membuka mata lebar-lebar kepada yang mengasihiku sepenuh hatinya. Aku ingin membahagiakan orang seperti itu. Sementara, aku akan mengingat-ingat yang baru aku lihat dan tidak lama-lama melihat yang aku ingat."




1 comment:

  1. lognya lucu :3
    wanna to follow each other? I'll follow you back ;)

    ReplyDelete