Akankah ikhlas?

Aku kira, aku sudah berhasil melupakan semua tentangmu. Kupikir aku sudah siap membuka hatiku untuk seseorang yang baru. Aku yakin bahwa aku siap membuka mata dan hatiku pada orang baru yang akan membahagiakanku. Usahaku begitu keras untuk mematikan perasaan ini. Segalanya memang tak mudah karena perjuangan yang kulakukan akan terus berlanjut. Tak mudah mematikan perasaan pada orang yang bisa kita temui setiap hari. Kamu sudah menjadi bagian dari hari-hariku, hampir setiap hari aku melihatmu. Untuk menganggap bahwa perasaan kita tak sama adalah hal yang tidak mudah.

Kamu berbeda dari yang lainnya. Kamu sederhana, apa adanya dan sulit ditebak. Wajahmu bukan pahatan seniman kelas dunia. Aku tak memikirkan bagaimana penampilanmu dan bagaimana caramu menata rambutmu. Aku mencintaimu karena begitulah kamu. Kamu yang sulit kutebak tapi selalu manis dalam beberapa peristiwa yang kulalui. Kamu yang menggemaskan dalam keadaan yang bahkan sulit kujelaskan. Aku sangat mencintaimu dan sekarang masih begitu? Sadarkah kamu? :")

Hari-hari bahkan berbulan-bulan kulewati dengan berbagai pertanyaan. Apakah perasaanmu sedalam yang kuharapkan? Jika tidak, lalu untuk apa tuhan mempertemukan kita dengan begitu indahnya? Aku tidak mungkin bisa dengan mudah melupakan peristiwa-peristiwa indah itu, dan mungkin kau tidak sadar dengan keberadaanku.

Kini, kebersamaanmu dengannya sudah cukup menjawab semuanya. Aku bukanlah sosok yang kau inginkan. Aku bukan sosok yang kau harapkan. Adakah rasa sakit? Pasti. Tapi dengan seiring waktu aku mencoba untuk mengikhlaskanmu, walaupun sulit. Setiap hari aku berusaha menerima kenyataan dan perubahan itu. Setiap hari aku mencoba meyakinkan diriku bahwa suatu saat aku bisa melupakanmu. Ketika aku melihatmu dengannya, selalu ada hati yg tergores. kamu belum benar-benar kumiliki, tapi mengapa aku sesakit ini?

Kamu tersenyum. Sederhana sekali. Ternyata, dibalik pengabaian dan rasa sakit yg kauberikan, aku masih tetap bisa mencintaimu.

Source: dwitasarii.blogspot.com and added by me.